Sabtu, 05 Juni 2010

PTK ( Pembelajaran dengan pemberian tugas terstruktur)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Sejak adanya manusia di dunia ini dengan peradabannya, maka sejak itu pula pada hakekatnya telah ada kegiatan pendidikan dan pengajaran. Pengajaran dan Pendidikan sebaiknya dilakukan oleh tenaga professional, agar dalam pembangunan Bangsa Indonesia tercipta suatu landasan yang kuat, untuk tumbuh dan berkembang menuju masyarakat yang adil dan makmur. Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha sadar yang dilakukan oleh orang dewasa, yaitu guru terhadap siswa untuk mencapai tujuan yang diinginkan sesuai dengan tujuan Nasional. Pendidikan Nasional kita berdasarkan atas Pancasila yang bertujuan agar siswa pada akhirnya dapat membangun dirinya sendiri dan dapat membangun Bangsanya. Dalam hal ini menyangkut potensi-potensi yang terdapat dalam diri siswa, untuk dikembangkan secara optimal.
Pada mata pelajaran Matematika di sekolah masih termasuk mata pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa. Hal ini terbukti dengan hasil belajar itu belum menunjukkan kenaikan yang lebih berarti, terlihat dari perolehan nilai evaluasi maupun perolehan nilai UJIAN yang masih rendah. Dalam target kurikulum diharapkan prosentase ketuntasan proses belajar mengajar dan hasil belajar 85%. Dengan melihat prosentase tersebut, nilai atau hasil belajar matematika belum menunjukkan prosentase yang ditargetkan.
Akibat dari suatu anggapan bahwa matematika itu sulit untuk memperoleh nilai atau hasil yang memuaskan, sehingga timbullah rasa bosan, acuh, tidak senang terhadap mata pelajaran matematika. Sikap-sikap yang demikian oleh pendidik harus diketahui dan dicari jalan keluarnya.
Dalam belajar matematika diperlukan banyak latihan-latihan penyelesaian soal-soal yang dibentuk dalam soal-soal berstuktur. Dari suatu pengalaman bahwa dalam pemecahan matematika akan berhasil jika siswa banyak berlatih dan terampil menyelesaikan matematika yang bervariatif.
Dengan seringnya siswa menyelesaikan soal-soal yang berstruktur maka konsep-konsep yang ada tidak mudah lupa. Maka hal ini perlu diketahui oleh pendidik bahwa Lembar Kerja yang berisi soal-soal berstruktur akan banyak membantu siswa dalam belajar.
B. Rumusan Masalah
Bedasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : Apakah dengan pemakaian Lembar Kerja yang Berisi soal-soal berstruktur dalam pembelajaran Matematika dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa.
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : Apakah Penggunaan Lembar Kerja yang berisi soal-soal berstruktur dalam pembejlajaran Matematika dapat meningkatkan kualitas proses belajar siswa kelas II SMP Negeri 1 Sukaresmi Cianjur.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Hasil Penelitian yang diperoleh dapat dijadikan sebagai acuan bagi guru dalam
penggunaan Lembar Kerja yang berisi soal-soal berstruktur sehingga diharapkan
dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran.
b. Penelitian ini bermanfaat bagi siswa, diantaranya siswa dapat terbiasa belajar
mandiri dalam mengerjakan soal-soal Matematika.

c. Penelitian ini bermanfaat bagi dunia Pendidikan pada umumnya untuk mengatasi
siswa merasa bosan, maka perlua diberikan penuntun belajar berupa Lembar
Kerja yang berisi soal-soal berstruktur.
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tidakan dalam penelitian ini adalah Penggunaan Lembar Kerja yang Berisi Soal-soal Berstruktur dalam Pembelajaran Matematika dapat meningkatkan kualitas Proses dan Hasil Belajar Siswa, sehingga siswa dapat belajar Matematika dengan terarah serta dapat mengembangkan kemampuannya secara optimal.




BAB II
LANDASAN TEORITIS

A. Pengertian Belajar
Kata belajar diucapkan dalam kehidupan sehari-hari di Masyarakat, namun makna atau pengertian belajar itu sendiri apa sebenarnya. Hampir semua ahlipun telah mencoba merumuskan dan membuat tafsiran tentang belajar. Sering kali pula perumusana dan tafsiran itu berberda satu sama lain. Untuk membahas pengertian belajar, penulis kemukakan beberapa pendapat para ahli :
Menurut pendapat yang dikemukakan oleh : (Hamalik, 1978 : 49) definisi belajar adalah sebagai berikut : Belajar adalah modifikasi atau memperteguh melalui pengalaman. Menurut pengertian ini belajar adalah merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan merupakan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar di sini dapat dianggap merupakan perubahan tingkah laku, setelah seseorang tersebut menglami atau melakukan kegiatan belajar. Wtherington, (dalam Sukardi, 1983:17), berpendapat sebagai berikut :
“ Dalam sekian definisi yang telah dikemukakan orang barangkali ada suatu yang selalu terdapat atau terkandung pada setiap definisi. Rupa-rupanya ada semacam penyesuaian umum bahwa perbuatan belajar mengandung perubahan dalam diri seseorang yang melakukan perbuatan belajar itu. Perubahan itu dapat dinyatakan sebagai suatu kecepatan, suatu pengertian, sebagai pengetahuan atau apersepsi penerimaan atau penghargaan “.

Dari pendapat di atas dapat dinyatakan, bahwa : dengan belajar maka akan merubah tingkah laku yang berupa kecapan :
1. Belajar merupakan suatu kebiasaan yang dapat merubah tingkah laku seseorang.
2. Setelah belajar terdapat perubahan suatu sikap dalam diri seseorang.
3. Setelah belajar akan mendapat suatu pengertian yang dapat merubah tingkah laku
seseorang.
4. Dengan belajar maka akan dapat menambah Ilmu Pengetahuan.
Adapun dalam belajar Matematika menurut teori belajar Giagne, (Ruseffendi, 1980:138), mengemukakan sebagai berikut :
“ Dalam belajar Matematika ada dua obyek yang dapat diperoleh siswa, obyek langsung dan obyek tak langsung, antara lain adalah kemampuan menyelidiki dan memecahkan masalah, mandiri ( belajar, bekerja, dan lain-lain), bersikap positif terhadap Matematika, tahu bagaimana semestinya belajar. Obyek langsung adalah : fakta, ketrampilan, konsep dan aturan “.

Pengertian belajar dalam Matematika di atas mempunyai arti bahwa dalam belajar Matematika, diharapkan bersikap positif sehingga siswa merasa senang dan mampu untuk menghadapi dan mengerjakan soal-soal serta berusaha untuk bisa menyelesaikan
Dari berbagai pengertian dan definisi yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dikatakan bahwa belajar adalah : Modifikasi atau memperkuat tingkah laku melalui penglaman dan latihan. Belajar juga diartikan sebagai suatu proses perubahan tingkah laku individu baik pendidikan maupun melalui interaksi dengan lingkungan.
B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Perubahan belajar adalah suatu proses yang komplek, prose situ sendiri sulit diamati, namun perbuatan atau tindakan belajar dapat diamati berdasarkan tingkah laku yang dihasilkan oleh tindakan itu sendiri.
Karena itu, untuk memahami suatu perubahan belajar diperlukan kajian terhadap perubahan itu. Dengan kata lain, setiap perbuatan mengandung beberapa unsure yang sifatnya dinamis. Unsur-unsur tersebut dikatakan dinamis, karena dapat berubah, ini dipengaruhi oleh kondisi yang ada dalam diri siswa dan yang ada di luar siswa yang bersangkutan. Perubahan unsure-unsur tersebut sudah tentu ada perubahannya terhadap kegiatan belajar dan hasil yang diperoleh.
Bukti bahwa seseorang telah belajar dalah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut. Seseorang yang mengalami proses belajar, supaya berhasil dengan apa yang diharapkan, maka perlu kiranya memperhatikan beberapa factor yang dapat mempengaruhi hasil belajar.
Adapun factor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar menurut : Purwanto (1985:101), adalah sebagai berikut :
1. Faktor yang ada pada organisme dari dirinya sendiri yang kita sebut factor individual
2. Faktor yang ada di luar indivi yang kita sebut factor social.
Dengan kedua factor tersebut di atas dapat mendorong, dan dapat pula menghambat seseorang yang sedang belajar. Maka dari tu sebagai pendidik dituntut untuk bisa memahami dan menerapkan dalam diri siswa atau terdidik dalam belajar. Salah satu cara untuk menilai kesiapan belajar anak adalah dengan mendasarkan pada hasil belajar yang telah dicapai. Hasil belajar yang telah dicapai oleh setiap siswa atau peserta didik itu berbeda. Perbedaan hasil belajar itu, antara lain ada yang mendapat hasil belajar yang memuaskan dan tidak memuaskan. Yang dimaksud hasil belajar itu adalah sebagai berikut :
1. Hasil belajar merupakan test hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa dalam
mengikuti pelajaran disetiap akhir pelajaran.
2. Hasil belajar merupakan test hasil belajar disetiap akhir catur wulan, semester yang
telah dicapai dan disusun dalam buku raport



C. Peranan LK yang Berisi Soal Berstruktur Dalam Pembelajaran Matematika
Masih adanya anggapan bahwa pelajaran Matematika di sekolah adalah mata pelajaran yang sulit dan tidak menyenangkan. Hal ini dikarenakan siswa malas menghadapi soal-soal menhitung, sehingga hasil belajar yang dicapainya kurang memuaskan. Untuk mengatasi hal tersebut seorang pendidik harus jeli atau pandai menghadapi dan mengatasi kemalasan tersebut yaitu dengan memberikan latihan-latihan penyelesaian soal yang disajikan dalam bentuk soal berstruktur.
Dalam pembelajaran Matematika harus diperbanyak latihan soal, karena dengan latihan tersebut maka diharapkan siswa akan lebih aktif dan kreatif dalam menghadapi berbagai soal. Lembar Kerja merupakan kumpulan soal-soal latihan yang berstruktur yang berfungsi sebagai pemandu atau penuntun. Dengan LK ini diharapkan siswa dapat secara aktif melakukan percobaan pengerjaan soal dengan mengikuti langkah-langkah. Kekreatifan siswa dalam kelas harus diketahui atau diperhatikan baik oleh guru maupun oleh orang tua. Jika siswa kurang kreatif maka guru harus merefleksi dan mencari stau memilih pola pengajaran. Dengan LK diharapkan bisa membantu guru dan siswa dalam penanggulangan kemalasan siswa.
Lembar Kerja yang berisi soal berstruktur dapt dijumpai dalam pendidikan dari tingkat dasar sampai menengah yang mempunyai tujuan menumbuhkan kreatifitas siswa sehingga hasil yang dicapai adalah hasil belajar yang memuaskan. Potensi atau kemampuan siswa harus diimbangi dengan sikap kreatif maka hasil yang diinginkan dapat tercapai.
Lembar Kerja yang dimaksud adalah sebuah kumpulan soal-soal yang mengarahkan siswa untuk memahami suatu konsep. Berdasarkan penglaman jika siswa diberikan latihan soal-soal yang berbentuk lembar karja maka siswa akan terarah. Dalam LK ini soal-soal yang diberikan harus soal-soal yang berstruktur sehingga siswa dituntun dalam pemahan konsep serta langkah pengerjaan soal-soal yang sederhana sampai yang lebih komplek.
Dengan pembahasan di atas penulis berharap Dalam pembelajaran pemakaian Lembar Kerja ini, kreatifitas siswa dapat berkembang dan hasil belajar Matematika pada umumnya lebih meningkat. Sehingga diharapkan pula tidak ada anggapan bahwa pelajaran Matematika adalah mata pelajaran yang sulit tetapi sebaliknya bahwa Matematika adalah mata pelajaran yang mudah dan menyenangkan.



BAB III
PELAKSANAAN TINDAKAN

Sebagaimana yang dikemukakan pada bab sebelumnya bahwa dalam pembelajaran Matematika diperlukan banyak latihan sehingga pemahaman materi akan lebih baik. Dalam pemberian latihan ini guru harus memilih model yang tepat, salah satu contoh yaitu dengan menggunakan LK yang berisi kumpulan soal berstruktur yang mengarahkan jalan pemikiran siswa. Untuk menjawab permasalahan apakah dengan pemakaian LK dalam proses belajar menajar pada pemahaman konsep, rumus Matematika dapat meningkatkan hasil belajar. Bagaimana pemahaman Matematika siswa setelah tindakan dilakukan mempunyai hasil yang meningkat, tetap atau bahkan turu ?. Jika pembelajarn Matematika melalui pemekaian LK akan meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar maka dapat diharapkan pemahaman terhadap Matematika siswa akan mengingat pula. Mengingat beberapa tinjauan teoritik yang telah dikemukakan bahwa dengan pemakaian LK yang berisi soal berstruktur pembelajaran Matematika maka kreatifitas siswa akan meningkat.
A. Persiapan Tindakan
Penelitian ini dilakukan dua siklus. Tindakan pada masing-masing siklus akan berakhir dengan evaluasi, kemudian diteliti dan direfl\eksi untuk dijadikan pedoman pelaksanaan pada siklus berikutnya. Untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam belajar maka harus ada evaluasi awal dan akhir dari proses pembelajaran. Hasil dari evaluasi itu kemudian diteliti dan dihubungkan dengan tanggapan siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran Matematika.


Pada langkah persiapan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Membuat scenario pembelajaran yang sesuai dengan model kegiatan pembelajaran
pemakaian lembar kerja yang berisi soal berstruktur, termasuk soal-soal evaluasi
yang diperlukan. Hal ini bertujuan untuk pedoman dalam kegiatan proses belajar
mengajar sehingga tujuan pembelajaran tercapai sesuai yang diinginkan.
2. Membuat lembaran observasi mengenai kegiatan pembelajaran pemakaian LK.
Dengan lembar observasi ini akan membantu peneliti untuk mengetahui sejauh mana
tanggapan siswa terhadap metode pemakaian LK
3. Membuat LK yang diperlukan dalam proses pembelajaran. Pada setiap pertemuan
dari dua siklus siswa diberikan latihan penyelesaian soal-soal berstruktur dalam
lembar kerja dan disusun dari soal yang mudah sampai yang komplek
B. Pelaksanaan Tindakan
1. Subyek Penelitian
Yang dijadikan subyek penelitian oleh penulis adalah kelas II C berjumlah 44 siswa terdiri atas 24 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. Tinakat kemampuan siswa dalam kelas ini bervariasi karena terdiri dari siswa yang mempunyai peringkat berbeda dan latar belakang yang berbeda.

2. Implementasi Tindakan
Penelitian dilaksanakan dengan dua siklus, materi dalam penelitian ini adalah Sistem Persamaan Linier Dua Variabel dan metode yang digunakan dengan pemakaian LK yang berisi kumpulan soal berstruktur. Pada materi SPLDV ini ada enam pertemuan dan masing-masing pertemuan siswa mengerjakan LK, hasil pekerjaan siswa dinilai dan dibahas. Dari dua siklus dalam penelitian ini terdiri dari enem pertemuan, yang masing-masing siklus diakhiri dengan evaluasi sebagai tolak ukur dalam penelitian pembelajaran pemakaian LK dapat meningkatkan aktifitas siswa mengerjakan soal-soal Matematika atau tidak.
Pelaksanaan Siklus I
Siklus I dilaksanakan pada tanggal 01 Agustus sampai 06 Agustus 2005. Materi yang dibahas adalah Sistem Persamaan Linier Dua Variabel. Tindakan yang dilaksanakan adalah pembelajaran pemakaian LK yang berisi soal-soal berstuktur. Gambaran pelaksanaannya sebagai berikut :
Guru menyajikan materi yang sesuai dengan scenario pembelajaran antara lain meliputi pendahuluan yang berisi apersepsi dan motivasi
Siswa memperhatikan penyajian materi yang diberikan oleh guru
Setelah itu dilanjutkan dengan pengembangan yang berisi pembahasan tentang materi, konsep yang harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran pada scenario. Dalam pembahasan ini diberikan conto-contoh soal dan penyelesaian.
Selanjutnya guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum atau kurang dipahami. Jika perlu untuk diulang sekilas materi yang dibahas agar memperjelas konsep, rumus sehingga tidak ragu-ragu.
Kemudian guru memberikan LK yang sudah dipersiapkan untuk selanjutnya dikerjakan oleh siswa. Pada saat siswa mengejakan LK, guru memberikan bimbingan bagi siswa yang masih kesulitan dalam mengerjakan Lembar Kerja.
Setelah selesai Lembar Kerja dikerjakan, kemudian dikumpulkan untuk dinilai atau diperiksa dan dijadikan sebagai hasil dari proses kegiatan pembelajaran.
a. Refleksi Siklus I
Dalam pembelajaran Matematika pemakaian LK yang telah dilaksanakan pada siklus I masih terdapat beberapa kelemahan dan kekurangan, maka pada sub ini diuraiakan refleksi dari siklus I sebagai berikut :
Masih terdapat sebagian besar siswa belum bisa memahami petunjuk pengisian LK menurutnya petunjuk yang dipakai dalam LK belum dimengerti.
Guru merasa kekurangan waktu dalam membimbing siswa dalam pengerjaan LK
Ada beberapa siswa yang beranggapan bahwa pemakaian LK yang berisi soal-soal berstruktur belum bisa membantu dalam pemecahan permasalahan Matematika.
Berdasarkan refleksi ini maka pada siklus selanjutnya diharapkan adanya perbaikan dari kekurangan dan kelemahan sehingga kualitas proses dan hasil belajarnya lebih baik.
b.Evaluasi Siklus I
Dari tiga pertemuan atau siklus I diakhiri dengan evaluasi, yang hasilnya dijadikan tolak ukur dalam penelitian ini. Selain hasil evaluasi juga dapat diketahui proses belajar siswa di kelas. Hasil evaluasi siklus I menunjukan bahwa prosentase ketuntasan belajar sebagai berikut : dari 44 siswa yang mengikuti evaluasi menunjukkan hasil 61,36% tuntas belajar dan 38,65% belum tuntas.
Hal ini berarti target ketuntasan belajar secara klasikal belum tercapai sehingga hasil dan refleksi siklus I ini dijadikan acuan atau pedoman pelaksanaan siklus II
Pelaksanaan Siklus II
Siklus II dilaksanakan dari tanggal 22 Agustus sampai 27 Agustus 2005. Materi yang dibahas pada Siklus II yaitu SPLDV, sub pokok bahasan penggunaan SPLDV pada soal-soal cerita dalam kehidupan sehari-hari. Tindakan pelaksanaan siklus II sebagai berikut :
Guru menyajikan materi yang sesuai dengan scenario pembelajaran
Siswa diberi motivasi agar dalam pembelajaran Matematika dapat lebih baik hasilnya.
Kemudian dilanjutkan dengan pengembangan yang berisi pemahaman materi, konsep yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dalam hal ini harus diperbanyak contoh soal dan penyelesaiannya secara berdiskusi
Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menanyakan hal-hal yang kurang dipahami
Guru memberikan LK untuk dikerjakan oleh siswa. LK yang diberikan adalah LK hasil revisi baik petunjuk maupun bentuk soal-soal dibuat berstuktur dari soal yang mudah hingga ke sola yang komplek
Siswa mengerjakan LK yang telah dibagikan dan jika mengalami kesulitan guru membimnbing atau dapat minta bantuan pada temen yang lain.
LK yang sudah selesai dikerjakan, kemudian dikumpulkan untuk dinilai atau diperiksa dan dijadikan sebagai hasil dari kegiatan pembelajaran
a. Refleksi Siklus II
Dari pelaksanaan siklus II yang telah dilaksanakan dapat digambarkan refleksinya sebagai berikut :
Pada awal siklus II hamper semua siswa memahami petunjuk pengerjaan LK. Dari 44 siswa ada sebagian kecil siswa yang belum mengerti pengerjaan LK.
Sebagian besar siswa dapat terbantu dengan adanya LK karena dari LK tersebut siswa dapat menyelesaikan soal-soal dengan langkah-langkah karena soal yang disajikan adalah soal berstruktur.
Dari pendapat yang terkumpul hasil kuisioner siswa menunjukkan sebagian besar siswa merasa senang, tertarik dan lebih memahami dalam belajar Matematika.



b. Evaluasi Siklus II
Dari pelaksanaan siklus II maka diakhiri evaluasi. Hasil evaluasi siklus II menunjukan prosentase ketuntasan belajar 77,27% tuntas belajar dan 22,73% belum tuntas belajarnya. Hal ini berarti dari dua siklus yang telah dilaksanakan prosentase ketuntasan belajar masih di bawah target meskipun ada peningkatan dari siklus I ke siklus II yaitu 61,36% sampai 77,27%. Namun tetap diakui oleh guru bahwa siswa yang senang, tertarik dan respon belum semua tuntas belajarnya. Hal ini disebabkan adanya variasi kemampuan siswa dalam menerima dan menyerap materi yang disajikan guru.



BAB IV
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Tindakan
Dari pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan sebanyak dua siklus yaitu pelaksanaan pembelajaran Matematika menggunakan LK yang berisi sola-soal berstruktur. Dalam pembelajaran Matematika menggunakan LK ini bertujuan untuk meningkatkan kegiatan dan aktifitas siswa dalam menyelesaikan soal-soal Matematika sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar.
Hasil dari siklus I menunjukan bahwa sebagian besar siswa belum bisa mengikuti pembelajaran Matematika secara optimal, hal ini dikarenakan oleh beberapa factor antara lain sebagai berikut :
Dari beberapa siswa masih mempunyai anggapan bahwa Matematika adalah mata pelajaran yang tidak menarik.
Pembelajaran Matematika dengan pemakaian LK masih dianggap belum bisa membantu dalam belajar.
Petunjuk soal dalam LK belum bisa dipahami sehingga masih kesulitan dalam mengerjakan soal dalam LK
Berdasarkan temuan-temuan yang didapt dari siklus I dijadikan acuan atau pedoman pada siklus II. Siklus II ini apda pelaksanaannya tidak berbeda dengan siklus I, kekurangan atau kelemahan yang terdapat pada siklus I diperbaiki pada siklus II. Sebagaimana telah diutarakan bahwa hasil proses pembelajaran dari siklus I 61,36% dan siklus II 77,27%, hal ini berarti dari kedua siklus ada peningkatan prosentase meskipun relative kecil.

Dari hasil observasi kepada siswa mengenai pembelajaran dengan LK ini menunjukan sebagian yang mempunyai sikap tertarik dan senang maka hasil evaluasinya juga memuaskan. Namun ada sebagian kecil siswa yang mempunyai sikap senang dan tertarik tetapi hasil belajarnya belum bisa dikategorikan memuaskan atau belum tuntas. Hal ini disebabkan oleh kemampuan daya tangkap siswa yang bervariatif.
B. Pembahasan
Dalam pembelajaran Matematika hal-hal yang harus diperhatikan dan dijalankan oleh guru banyak sekali. Guru harus dapat memilih metode yang tepat dalam menyampaikan materi pelajaran. Berdasarkan hasil penelitian ini menyebutkan bahwa masih ada sebagian siswa belum bisa mengikuti pembelajaran dengan baik dikarenakan pemakaian LK dianggap tidak membantu dalam belajar. Hal ini terjadi jika LK yang diberikan kurang sempurna dalam penyusunan soal-soal.
Dari penelitian yang telah dilaksanakan maka LK yang diberikan kepada siswa harus dibuat sedemikian hingga siswa mudah mengerti. LK yang dibuat adalah khusus lembar kerja yang menuntun siswa kearah penyelesaian soal-soal. Adapun materi disampaikan oleh guru melalui penjelasan beberapa contoh, setelah materi beserta konsep disampaikan maka siswa diberikan kesempatan untuk memahami dan kemudian siswa disuruh mengerjakan LK.
Dalam pengerjaan LK ini, guru memberikan bimbingan, jika siswa mengalami kesulitan maka guru memberi penjelasan secara individual. Guru juga dapat melihat aktifitas siswa dalam pengerjaan LK. Dari dua siklus yang telah dilaksanakan guru masih kekurangan waktu untuk membimbing siswa dalam pengerjaan LK maka disarankan kepada siswa agar belajar dengan teman yang sudah bisa.

Sebagian kecil siswa beranggapan bahwa Matematika adalah mata pelajaran yang kurang disenangi oleh siswa. Dengan demikian guru dalam memberikan materi pelajaran harus benar-benar dapat memilih cara yang banyak melibatkan siswa giat dan merasa senang terhadap materi yang disajikan, sehingga jika siswa sudah merasa tertarik maka siswa tersebut akan rajin mengerjakan soal-soal latihan.
Hasil obsevasi kepada siswa menunjukan bahwa sebagian besar siswa sudah terbantu dengan penggunaan LK. Dalam proses belajar mengajar. Dari 44 siswa hanya terdapat sebagian kecil yang masih belum aktif dan giat dalam menyelesaikan LK. Hasil observasi siswa yang telah diisi akan diimplementasikan dengan hasil evaluasi masing-masing siklus. Dari hasil implementasi itu dapat diketahui bahwa anak yang giat dan rajin mengerjakan LK atau menyelesaikan soal-soal berstrukur itu berarti siswa yang mempunyai anggapan bahwa dengan LK pemahaman materi lebih baik.
Dari proses yang dilaksanakan sebanyak dua kali siklus menunjukan adanya peningkatan kualitas proses dan hasil belajar. Hal ini tergambarkan bahwa pada awal siklus I ada beberapa siswa yang dalam pengerjaan LK menjiplak pekerjan teman yang lain, namun setelah pertemuan yang ke dua siswa sudah terbiasa dengan LK yang di berikan. Pada akhir siklus II sebagian besar telah mengikuti proses belajar mengajar dengan giat dan aktif. Mengenai hasil belajar akan terlihat dari evaluasi masing-masing siklus. Siklus I manunjukan bahwa prosentase keseluruhan sebagai berikut : dari 44 siswa yang tuntas belajarnya 27 siswa atau 61,36% dan sisanya belum tuntas. Dengan perbaikan kekurangan dan kelemahan siklus I maka hasil siklus II dapat digambarkan sebagai berikut : dari 44 siswa yang mengikuti evaluasi terdapat 34 siswa tuntas belajar atau 77,27% dan sisanya belum tuntas. Melihat hasil dari dua siklus tersebut maka prosentase ketuntasan belajar dan proses belajar mengajar dengan pemakaian LK mengalami peningkatan meskipun relative kecil.
Pada akhir siklus II tercapai prosentase 77,27%, hal ini masih di bawah target ketuntasan dikarenakan adanya variasi kemampuan siswa dalam menangkap dan menyerap materi yang disampaikan oleh guru.
Di luar pelajaran peneliti mengajak beberapa siswa untuk wawancara. Dari hasil wawancara mereka memberi pendapat positif terhadap pengajaran menggunakan LK yang berisi kumpulan soal-soal berstruktur, sehingga peneliti lebih yakin bahwa pembelajaran Matematika dengan menggunakan LK Berstruktur di kelas II SMP Negeri 1 Sukaresmi dikategorikan dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar.



BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dan telaah yang telah dilaksanakan maka dapat disimpulkan sebagai berikut : Dengan pemakaian LK yang berisi kumpulan sosl-soal berstruktur dalam pembelajaran Matematika dapat memberikan pengaruh yang cukup nyata dalam peningkatan proses dan hasil belajar siswa. Hali ini ditunjukkan dengan adanya sifat responsive siswa terhadap pendekatan pemakaian LK dan terlihat dari hasil penelitian bahwa meningkatnya prosesntase daya serap/ ketuntasan belajar dari 61,36% menjadi 77,27%. Jika dilihat dari ketuntasan belajar yang tercantum dalam kurikulum, maka hasil belajar ini belum mencapai target. Hal ini dikarenakan bervariasinya daya serap etrhadap materi yang disajikan oleh guru dan kemampuan siswa dalam menerima pelajaran.
B. SARAN
Dalam pembelajaran dengan pendekatan pemakaian LK harus memperhatikan sebagai berikut :
Pada akhir siklus II prosentase ketuntasan belajar secara klasikal masih di bawah target, maka pembelajaran Matematika dengan penggunaan LK perlu dilanjutkan dalam prose pembelajaran Matematika selanjutnuya.
Guru harus memberikan contoh-contoh penemuan dan penggunaan konsep atau rumus yang mudah dipahami siswa.
Guru harus memberi petunjuk yang jelas dalam pembuatan LK dan soal-soal yang akan dikerjakan oleh siswa sebaiknya berstruktur
Guru harus dapat mengatur waktu pada pengerjaan LK, sehingga siswa mempunyai banyak waktu untuk mengerjakan latihan soal.




DAFTAR PUSTAKA


Hamalik O. (1982), Mengajar Azas : Metode dan Teknik, Pustaka Mutiara; Bandung
Ruseffendi. E.T.(1980), Pengajaran Matematika Modern, Seri 5, Tarsito; Bandung.
Rusyan T. (1989),Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, CV, Remaja Karya;
Bandung.
Surachmad, W. (1985), Pengantar Penelitian Ilmiah, CV. Tarsito; Bandung.
Team Pembinaan Penataran dan Bahan-bahan Pebataran Pegawai Republik
Indonesia (1989), Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila, GBHN,Undang-Undang Dasar 1945.

Tidak ada komentar:

Entri yang Diunggulkan

Praktik Baik tentang Pemanfaatan PMM untuk Guru dan Kepala Sekolah

Berbagi pengalaman pada Komunitas Interen sudah dilakukan setiap hari Selasa. Jika di Komunitas SMPN 3 Cipanas bernama Sebar Karya ( Selasa ...